YELLOW MAKARA -- Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-8 tahun 2009 tingkat SD/MI yang digelar di ruang Birawa Assembly Hall, Hotel Bumikarsa, Bidakara, Jakarta mengaku kesulitan mengerjakan soal-soal yang dikeluarkan dalam tes OSN. Mereka mengaku belum pernah menemukan soal seperti itu di sekolah mereka sebelumnya.
Ketua Tim SD wilayah Bali, Ketut Wica, mengatakan sebagaian besar anak-anak peserta dari wilayah Bali mengaku kesulitan mengerjakan soal. "Mereka rata-rata bilang susah, hampir semua bilang begitu," katanya kepada Republika, Rabu (5/8).
Hal ini dibenarkan oleh Hanna Debora, peserta OSN ke-8 bidang matematika, siswi kelas enam SDK Harapan, Denpasar Selatan, Bali. "Soal matematikanya susah. Ada dua soal, 25 isian singkat dan 13 uraian. Yang isian susah, kalau yang uraian lebih mudah," katanya.
Hanna mengaku, soal yang keluar dalam tes OSN ini belum pernah dipelajarinya saat di sekolah, sehingga banyak soal yang tidak bisa ia isi jawabannya. "Soal-soalnya belum pernah diajarain di sekolah. Jadi ada beberapa yang kosong," katanya. Hanna minta untuk soal OSN tahun depan agar bisa lebih dipermudah. "Lebih dipermudah, jangan terlalu sulit," katanya.
Berbeda dengan matematika, untuk soal IPA, Deas Prouditya Raharjo, peserta OSN bidang IPA dari SDK Santo Yoseph 1, Denpasar, mengaku bisa menjawab seluruh soal yang keluar dalam OSN ini. Walaupun ia mengaku mendapat kendala juga, "Saya selesai mengerjakannya. Ada tes pertama 25 soal dan tes kedua 30 soal. Untuk tes yang 25 soal mudah, tapi yang 30 soal agak susah."
Sebagaimana halnya dengan Hanna, ia mengatakan belum pernah mempelajari soal yang keluar dalam OSN ini. Namun, ia yakin dan tetap optimis bisa menang dalam OSN ke-8 ini. "Ya, maunya dapat medali emas," katanya.
Ketut Wica menegaskan, tetap menyerahkan hasilnya pada juri nanti. Ia menyatakan sudah berupaya semaksimal mungkin. "Soal-soal ini sudah merupakan kesepakatan juri dan pendamping. Kita sudah berusaha, tapi mungkin, bidang matematika lebih sulit. Tapi saya yakin peluang masih ada," katanya.she/bur
Ketua Tim SD wilayah Bali, Ketut Wica, mengatakan sebagaian besar anak-anak peserta dari wilayah Bali mengaku kesulitan mengerjakan soal. "Mereka rata-rata bilang susah, hampir semua bilang begitu," katanya kepada Republika, Rabu (5/8).
Hal ini dibenarkan oleh Hanna Debora, peserta OSN ke-8 bidang matematika, siswi kelas enam SDK Harapan, Denpasar Selatan, Bali. "Soal matematikanya susah. Ada dua soal, 25 isian singkat dan 13 uraian. Yang isian susah, kalau yang uraian lebih mudah," katanya.
Hanna mengaku, soal yang keluar dalam tes OSN ini belum pernah dipelajarinya saat di sekolah, sehingga banyak soal yang tidak bisa ia isi jawabannya. "Soal-soalnya belum pernah diajarain di sekolah. Jadi ada beberapa yang kosong," katanya. Hanna minta untuk soal OSN tahun depan agar bisa lebih dipermudah. "Lebih dipermudah, jangan terlalu sulit," katanya.
Berbeda dengan matematika, untuk soal IPA, Deas Prouditya Raharjo, peserta OSN bidang IPA dari SDK Santo Yoseph 1, Denpasar, mengaku bisa menjawab seluruh soal yang keluar dalam OSN ini. Walaupun ia mengaku mendapat kendala juga, "Saya selesai mengerjakannya. Ada tes pertama 25 soal dan tes kedua 30 soal. Untuk tes yang 25 soal mudah, tapi yang 30 soal agak susah."
Sebagaimana halnya dengan Hanna, ia mengatakan belum pernah mempelajari soal yang keluar dalam OSN ini. Namun, ia yakin dan tetap optimis bisa menang dalam OSN ke-8 ini. "Ya, maunya dapat medali emas," katanya.
Ketut Wica menegaskan, tetap menyerahkan hasilnya pada juri nanti. Ia menyatakan sudah berupaya semaksimal mungkin. "Soal-soal ini sudah merupakan kesepakatan juri dan pendamping. Kita sudah berusaha, tapi mungkin, bidang matematika lebih sulit. Tapi saya yakin peluang masih ada," katanya.she/bur